#GuruNdeso : Kemasan Menarik, Pemantik Siswa Aktif di Kelas

“Kemasalah dengan menarik, maka siswa akan aktif mengikuti pembelajaran yang kau ciptakan” Demikian kiranya Quote sebuah artikel yang menjadi semangat Umar, seorang #GuruNdeso untuk mengemas materi yang diajarkannya dikelas.

Seperti misalnya kemasan yang Ia ciptakan untuk mengajarkan materi memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik novel indonesai dan terjemahan pagi ini.

Kira-kira pukul 7.oo WIB saat umar mulai membuka laptop dan mencari bahan ajar yang akan disampiakannya jam 10.00 nanti. Sebagai #GuruNdeso yang melek teknologi (untuk tidak dikatakan terjajah teknologi) Umar pagi itu mencari bahan ajar di dunia maya seperti biasa. Pencarian yang Ia lakukan dimulai dari mengetikkan kata kunci pilihannya di mesin pencari google, kemudian Ia menuju kepada beberapa blog dan web berbagi presentasi dari slide share.

Sekitar satu jam pencarian itu berlangsung, tetapi Umar belum juga menemukan materi yang pas dan bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan diajarkannya pagi ini. Meskipun demikian, sebagai #GuruNdeso yang kepingin maju, umar melanjutkan pencariannya selama beberapa menit. Hingga akhrnya Ia teringat sebuah kutipan yang menginspirasi:

“Kemasalah dengan menarik, maka siswa akan aktif mengikuti pembelajaran yang kau ciptakan”

Berolak dari kutipan tersebut, Umar kemudian menutup Laptop dan merenungkan kemasan pembelajaran yang akan digunakannya hari ini. Dari perenungan tersebut, kemudian Umar mulai menggunting kertas karton miliknya menjadi beberapa potongan kecil. Dari potongan kecil karton inilah Umar akan mengemas  materinya dalam sebuah petualangan pengetahuan, mau tahu bagaimana langkahnya, simak uraian dibawah ini:

Kemasan : Petualangan Pengetahuan: Mencari Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel

Langkah-Langkah :

1. Potonglah kertas karton dalam ukuran kecil-kecil

2. Buatlah peta petualangan yang akan anda lakukan bersama-sama dengan siswa

3. Tentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh siswa pada masing-masing pos.

IMG_20131106_194001

4. Arahkan siswa untuk membuat dokumentasi pengetahuan pada masing-masing pos.

5. Siapkan evaluasi yang sesuai dengan materi.

NB: Petualangan pengetahuan yang disiapkan Umar pada hari ini sebenarnya modifikasi dari aktivitas membaca terbimbing siswa, Bedanya, jika pada awalnya membaca terbimbing dilakukan siswa di meja masing-masing. Pada kemasan ini, siswa diajak membaca terbimbing sesuai dengan perintah yang ada masing-masing Pos. Dan hasilnya, semua siswa mau membaca, bahkan mereka yang biasa tidur saat aktifitas ini diberikan dikelas.

#GuruNdeso : Tentang Obrolan Ruang Guru

“Jika kau ingin melihat kualitas dari sebuah sekolah lihatlah obrolan diruang guru saat istirahat”. Kiranya demikian sebuah pernyataan yang mengusik Kang Umar, seorang guru ndeso di pelosok negeri. Maklum saja, Kang Umar merupakan guru baru yang masih sangat idealis, mungkin faktor pergaulannya dengan kawan-kawannya yang aktifis semasa kuliah dulu.

Terusiknya Kang Umar semakin menjadi menjelang pelaksanaan pendaftaran CPNS dan PLPG. Hingga akhirnya Kang Umar membuka pembicaraan dengan Bakri, seorang guru senior di sekolah tersebut.

“Pak, kok diruang ini beberapa hari terakhir obrolannya hanya berkisar tentang itu-itu saja ya… Apa yo ndah bosen? kan masih banyak obrolan yang lebih penting. Misal membicarakn tentang motivasi siswa A yang menurun belakang ini” cerocos Umar kepada Pak Bakri.

“Halah pak…pak. Sampean ini yang harusnya saya tanya. Kok yo ndak  ikut rame-rame ndaftar CPNS itu. Sampean kan juga Fresh Graduate. Gak ingin apa hidupnya terjamin dengan menjadi guru PNS?” Timpal Bakri.

“Ya pengen sih pengen, tapi kan nggak perlu membahasnya tiap hari, apalagi ini dalam jam pengabdian kita sebagai guru.” Jelas Umar.

Lha terus harus bagiaman pak? bukannya wajar to seseorang membicarakan apa yang sedang Ia kerjakan” tuntut bakri.

Heheh…” jawab Umar berkelakar.

Bukannya sok idealis atau bagaiman ya pak. Tetapi dalam hemat saya, mestinya jam istirahat menjadi waktu bertukar informasi terkait perkembangan anak didik oleh masing-masing guru. Dengan demikian, jika muncul kendala dalam proses pembelajaran dari seorang anak didik kan bisa terpantau bersama. Kan sip kalau gitu? Masak yang kita obrolkan selalu CPNS dan sertifikasi. Yang ujungnya selalu materi. Bukankah itu semua hanya fasilitas yang diadakan untuk menunjang aktivitas guru dalam menjadi pengajar dikelas? atau jangan-jangan itu semua (materi) sudah menjadi tujuan ya?

#Kemudian hening#